BeritaInvestigasiNews.id. Manado,- Polemik terkait bobroknya pelayanan publik di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Manado kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, sorotan publik tertuju pada Kepala Dinas, Erwin Simson Kontu, yang diduga menunjukkan sikap kasar, arogan, dan tidak beretika terhadap seorang pemohon dokumen kependudukan yang juga berprofesi sebagai wartawan.
Insiden ini bermula ketika wartawan tersebut mencoba menanyakan prosedur pembuatan Akte Kelahiran dan Kartu Keluarga (KK) melalui pesan WhatsApp. Beberapa menit kemudian, Kepala Dinas menghubungi melalui sambungan telepon. Alih-alih memberikan penjelasan profesional sebagaimana layaknya pejabat publik, pertanyaan itu justru dibalas dengan makian kasar, “Gila ngana!”, yang keluar langsung dari mulut sang Kadis.
Baca juga: Pernyataan Kasar Kadis Capil Manado Erwin Kontu Tuai Kecaman: “Oh Tidak Bisa, Gila Ngana!”
“Saya hanya bertanya soal kelengkapan berkas untuk pembuatan Akte dan KK. Tapi bukannya dijawab baik-baik, saya malah dimaki dengan kata ‘gila ngana’. Ini perilaku pejabat yang sangat tidak pantas,” ungkap wartawan tersebut dengan nada kecewa.
Ia menambahkan, selama lebih dari dua dekade berkarier di dunia jurnalistik, baru kali ini dirinya mengalami perlakuan seburuk itu dari seorang pejabat pemerintah.
“Dua puluh tahun lebih saya jadi wartawan, baru kali ini saya berhadapan dengan Kadis yang tidak tahu etika dan sopan santun dalam melayani masyarakat,” tegasnya.
Baca juga: Warga Manado Keluhkan Selokan Terbuka di Depan Freshmart Bahu, Istri Jadi Korban Luka Serius
Namun, dalam klarifikasi resmi yang disampaikannya melalui salah satu media pada Selasa (21/10/2025), Erwin Simson Kontu membantah tudingan tersebut. Ia berdalih bahwa pemberitaan yang beredar “melenceng dari fakta”, dan menegaskan bahwa penolakan terhadap permohonan dokumen dilakukan karena alasan hukum dan administratif, bukan karena sikap pribadi.
Sayangnya, bantahan itu justru dibantah balik oleh pihak wartawan yang menjadi korban makian. Ia menyebut klarifikasi Erwin hanyalah upaya pencitraan untuk menutupi kesalahan dan sikap arogansinya.
“Semua berkas sudah lengkap dan saya bawa langsung ke Disdukcapil. Jadi alasan administratif itu hanya pembelaan. Alih-alih memperbaiki pelayanan, Kadis malah menutupi kesalahannya dengan klarifikasi yang menyesatkan,” tegasnya.
Baca juga: “Miris! Proyek Pemecah Ombak Miliaran Rupiah di Manado Diduga Menyimpang dari SOP”
Kasus ini menambah panjang daftar buruknya citra pelayanan publik di Kota Manado, khususnya di instansi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelayanan administrasi dasar masyarakat. Sikap arogan dan kasar seorang pejabat publik tidak hanya melukai perasaan warga, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah kota.
Publik kini menanti langkah tegas Wali Kota Manado dalam menindak bawahannya yang dinilai telah mencoreng wajah birokrasi dengan perilaku tak pantas. Sebab, pelayanan publik seharusnya berlandaskan etika, sopan santun, dan empati, bukan arogansi dan makian terhadap rakyat yang hanya ingin mengurus hak-haknya sebagai warga negara.
Editor : Kaperwil Sulut Romeo